Pada waktu 10-30 th yang lalu, yang pada waktu dunia fotografi masih analog, dengan menggunakan rol film, dan album yang digunakan adalah album magnetic dengan lapisan mika pelindungnya. Album magnetic ini terkesan hanya sebagai sekumpulan foto dokumentasi yang disuatu acara, tersimpan di situ tanpa ada alur cerita. Jadi hanyalah foto jeprat jepret disusun berdasarkan plot acara dan apabila penyimpanan album magnetic dengan cara yang salah akan menyebabkan gelombang di mika pelindungnya atau warna foto akan menjadi berubah kekuningan yang akibat dari efek kontaminasi antara lem dan mika yang terkena panas atau suhu yang berubah – ubah. Sebagus apapun foto dokumentasi ataupun foto candid sekalipun, jika hasil akhirnya di album magnetic maka akan menjadi hanyalah sekedar dokumen biasa, yang dikarenakan tidak adanya desain foto album yang benar dan hanyalah variasi-2 seperti photo dibentuk kipas, kupu-kupu, photo variasi masuk di botol, photo variasi masuk di kitab/buku dan lain-lain.
Disekitar 8 tahun yang lalu…….muncullah inovasi album, ada yang menamakan wedding book, ada yang menamakan magazine, di dalam album yang berbentuk wedding book ini sudah mulai menjadi suatu hasil akhir yang tidak membosankan dibandingkan album magnetic, isi foto mulai menjadi suatu alur cerita….photo candid yang lucu, photo candid yang mengharukan dapat menjadi suatu fokus interest yang mewakili alur cerita di tiap halamannya. Tetapi suatu wedding book akan menjadi suatu alur cerita yang indah tergantung dari sang desainer, sangat disayangkan apabila suatu hasil akhir wedding book di desain hanya berbentuk kotak-kotak tak jauh beda dari album magnetic.
Wedding book memberikan nuansa yang tersendiri di hasil akhir suatu karya photography, dengan cover yang dari depan sampai belakang photo menjadikan wedding book menjadi album yang eksklusif. Tetapi, wedding book mempunyai tingkat ketebalan halaman, sehingga wedding book memiliki maksimal halaman. Yang dikarenakan halamannya yang tebal, wedding book maksimal jumlah halamannya hanya 32 halaman, apabila dipaksakan menjadi 40 halaman akan menjadi tebal sekali dan sangat berat.
Dan perkembangan album sampai saat ini, terciptalah photobook. Dengan mengangkat konsep buku, photobook memberikan suatu nuansa hasil akhir dari acara ataupun foto koleksi menjadi lebih sempurna dan menyerupai buku hardcover yang umum dijual di pasaran. Perbedaan antara photobook dan wedding book adalah di photobook isi halaman menjadi lebih tipis dan mampu memuat sampai 100 halaman lebih. Sehingga suatu dokumentasi acara akan menjadi layaknya suatu karangan buku cerita yang menceritakan acara ataupun momen tersebut. Tetapi suatu photobook atau pun wedding book akan menjadi suatu karya yang sempurna jika susunan desainnya yang mendukung.
Suatu momentum acara yang terindah dan tak terlupakan akan menjadi suatu kenangan yang tak terlupakan jika hasil akhir karya photo tersebut dikemas dengan sempurna dan abadi, Akan menjadi sangat disayangkan apabila suatu momen yang terindah seumur hidup itu, dikemas dalam suatu hasil akhir yang tidak abadi dan tanpa kesan. Sudahkah fotografer pernikahan pilihan Anda memberikan yang terbaik untuk hasil akhir karya fotografinya ?
ditulis : Andre Young Photograhpy