Klenteng Tek Hay Bio | Jl. Gang Pinggir No.105-107, Semarang, dikenal juga sebagai Klenteng Kwee Lak Kwa
Dewa Utama : Kwee Lak Kwa
Klenteng Tek Hay Bio ini menghadap jalan Sebandaran yang pada waktu itu merupakan jalan masuk utama ke kawasan Pecinan Semarang, sekarang jalan Sebandaran justru menjadi jalan keluar dari kawasan Pecinan.
Dari aspek feng shui letak Klenteng Tek hay Bio yang menghadap tenggara (letak yang tidak lazim dipilih untuk arah hadap Klenteng) ini dimaksudkan untuk pembersih/penangkal sha ch’i dibandingkan hanya sekedar mengikuti arah feng shui yang ideal.
Sejarah Klenteng Tek Hay Bio.
Dibangun pada tahun ke – 21 Kaisar Kian Liong dari Dinasti Ching naik tahta (Tahun Masehi 1756) klenteng tersebut dibangun untuk menghormati Kwee Lak Kwa Ya, seorang pahlawan dalam perang melawan Belanda di Batavia tahun 1740, Beliau juga dipercaya mempunyai kemampuan membuat mukjzat ‐ mukjizat untuk menolong sesama manusia, gelar Tek Hay Cin Jin diberikan oleh Kaisar Kian Liong kepada beliau atas jasa ‐ jasanya tersebut.
Disamping Klenteng Tek Hay Bio juga menyimpan abu pada leluhur di Semarang di antaranya adalah Kwee Kiauw Khong yaitu orang Tionghoa pertama yang diangkat menjadi Kapiten oleh VOC. Menurut catatan, arca‐arca Sinbeng di Klenteng Tek Hay Bio dibuat di Tiongkok dengan membawa bahan kayu jati dari Pulau Jawa. Tek Hay Bio di Semarang juga merupakan klenteng pertama yang dibangun untuk memuja Tek Hay Cin Jin, setelah itu baru menyusul klenteng‐klenteng lain yang memuja Tek Hay Cin Jin di antaranya terdapat di Indramayu, Jakarta, Tegal (yang terbesar) dan lain‐lain.
Sejak didirikan tahun 1756 klenteng Tek Hay Bio telah mengalami berbagai pasang surut tetapi tetap mampu eksis dan bertahan, diantaranya peristiwa penting yang tercatat adalah tahun 1832, pada waktu itu kota Semarang dilanda banjir besar dan klenteng Tek Hay Bio yang pada saat itu masih terletak di tepi sungai juga tidak luput mengalami kebanjiran, sehingga akhirnya atas gotong royong warga Tionghoa di Pecinan saat itu klenteng di tinggikan sampai dengan 1,5 meter.
Sekitar tahun 1950 an Klenteng Tek Hay Bio pernah mengalami masa dimana keadaan klenteng kurang terawat dan ruang‐ruangannya digunakan sebagai Sekolah Dasar Kristen, hal ini sangat memprihatinkan orang‐orang Tionghoa di Pecinan, lalu dengan upaya dan perjuangan Tan Tjing Hok dan kawan – kawan akhirnya Klenteng Tek Hay Bio dapat dikembalikan fungsinya sebagai rumah ibadah. Dapat di catat bahwa Tan Tjing Hok adalah salah seorang yang pernah memperoleh mukjizat kesembuhan dari penyakit stroke yang dideritanya, setelah mendapat resep buah gandaria dari kongco Tek Hay Cin Jin yang diperolehnya lewat mimpi.
Mulai tahun 1977 kepengurusan Klenteng Tek Hay Bio berubah menjadi lebih terbuka dengan masuknya pengurus‐pengurus baru yang tidak berasal dari marga Kwee. Dan sejak 13 Desember 1983 Klenteng Tek hay Bio telah berubah menjadi Yayasan sampai sekarang. Selama periode 1983 sampai dengan 2003 Klenteng tek Hay Bio telah berubah akte pendiriannya sebanyak 5 kali dan sejak tanggal 31 Oktober 1995 Yayasan Klenteng Tek Hay Bio bernaung dibawah TITD ( Tempat Ibadah Tri Dharma).
dari berbagai sumber.