Laksamana Cheng Ho sebenarnya bermarga Ma dan bernama asli Ma He atau Ma San Bao. Keluarganya sendiri adalah pemeluk Agama Islam, begitu juga dengan San Bao ini. Pada waktu Zhu Yuan Zhang menjadi Kaisar pertama Dinasti Ming, San Bao tertangkap dan dijadikan “kasim”. San Bao berteman baik dengan Putra Raja Ke-4 yaitu Zhu Di.
Pada waktu itu terjadi perebutan kekuasaan antara Zhu Di dan Zhu Yun Wen, San Bao berpihak kepada Zhu Di untuk menumpas Zhu Yun Wen, yang pada akhirnya dimenangkan oleh Zhu Di. Zhu Di kemudian menjadi Kaisar dengan Gelar Yong Le. Atas jasa-jasanya itu, San Bao diberi gelar Kasim Agung yang merupakan Pangkat Tertinggi untuk seorang “kasim” dan mempunyai kekuasaan untuk mengatur semua kegiatan di dalam istana. Selain itu juga, San Bao diberi marga baru, yaitu Zheng. Sejak saat itulah nama Ma He berubah menjadi Zheng He.
Kaisar Yong Le kemudian mengirimkan tugas kepada Zheng He untuk melakukan ekspedisi ke berbagai negeri, untuk melakukan misi perdagangan dan meningkatkan kewibawaan Dinasti Ming. Zheng He diangkat menjadi Pemimpin Armada dalam ekspedisi tersebut.
Berikut ini adalah kutipan catatan sejarah yang berhasil dikumpulkan :
Zheng He (A.D. 1371-1435) atau Cheng Ho, adalah seorang pelaut terkenal dari Bangsa Tionghoa. Zheng He berlayar ke arah barat sebanyak tujuh kali. Dalam kurun waktu 28 tahun, dia telah menjelajah sejauh lebih dari 50.000 km dan telah mengunjungi lebih dari 30 negara.
Zheng He mulai berlayar pada tahun A.D. 1405 dari Suzhou. Pelayaran yang dilakukan Zheng He lebih awal hampir satu abad dari rekannya di Eropa. Kapal Zheng He lebih besar dan lebih banyak awaknya dari pada yang dimiliki bangsa Eropa. Setiap pengembaraannya dilakukan bersama lebih dari 200 kapal, dengan 27.000 awak dan berat kapal terbesar adalah 1.500 ton, dibandingkan dengan pelayaran pertama Columbus yang terdiri dari 3 kapal, 87 awak dan berat kapal terbesar adalah hanya 100 ton.
Zheng He lahir pada A.D. 1371 di Propinsi Yunnan. Seorang Tionghoa Muslim, nenek moyangnya berasal dari Asia Tengah dan menikah dengan bangsa Han, Tiongkok. Ketika peralihan dari Dinasti Yuan ke Dinasti Ming, ayah Zheng He terbunuh dalam peperangan. Zheng He muda ditangkap oleh Tentara Ming dan menjadi pesuruh rumah di tempat Pangeran Zhu Di. Zheng He bekerja sangat rajin dan merupakan salah satu orang kepercayaan Sang Pangeran. Ketika Sang Pangeran naik tahta dan menjadi Kaisar Yongle (A.D. 1402 – 1424) pada tahun A.D. 1402, Zheng He diangkat menjadi Kasim Tinggi karena pengabdian dan keberaniannya.
Tidak seperti rekan-rekan pelayar dari Eropa, yang bertujuan untuk berdagang dan meluaskan daerah jajahan. Pelayaran Zheng He memiliki tujuan utama untuk memperkenalkan keunggulan Dinasti Ming.
Yongle, merupakan seorang Kaisar yang haus akan kekuasaan dan kemewahan, percaya bahwa kejayaan suatu negara akan lebih memiliki arti dengan kebijaksaan pintu terbuka pada arena diplomasi internasional dan perdagangan, disamping menjaga ketertiban dan kemakmuran di dalam negeri. Yongle memutuskan untuk melancarkan ekspedisi pelayaran besar-besaran, dengan tujuan menyebarkan kabar kebesaran dan kekuasaannya pada negara-negara di sekitar Tiongkok dan tetangganya.
Keberhasilan ekspedisi ini membutuhkan seorang komandan yang tidak hanya mahir dalam pengetahuan pelayaran, namun juga memiliki pemahaman tentang negara-negara yang akan dikunjungi. Zheng He dipilih oleh Yongle untuk mengemban tugas raksasa ini.
Tidak sampai satu tahun, Zheng He sudah siap memulai pelayarannya dari Suzhou. Ekspedisi ini tidak pernah terjadi dan hanya bisa ditandingi oleh kebesaran armada laut pada Perang Dunia Pertama. Disamping merupakan yang terbesar, armada Zheng He juga dilengkapi alat-alat terhebat pada masanya. Kompas bermagnet yang merupakan penemuan Bangsa Tionghoa pada abad ke-10 dan berbagai peralatan lainnya seperti dayung kapal dan peta yang sangat akurat.
Pada ekspedisi pertama, Zheng He mengunjungi beberapa tempat seperti Jawa, Sumatra, Ceylon dan India. Untuk menjamin pelayaran ke Siam, Malaka dijadikan markas besar untuk mengunjungi India Timur, lalu ke Bengal, Pulau Maldives dan berlayar jauh ke barat ke Kesultanan Persia di Ormuz. Sebagian dari armada yang ada mengunjungi Ryukyu dan Brunei, sedangkan lainnya menuju ke arah barat, dari Ormuz menuju Aden, lalu ke arah selatan menuju Somalia, Mombassa dan Zanzibar di Benua Afrika.
Malang bagi Zheng He, Yongle meninggal secara tiba-tiba pada A.D. 1424. Penerusnya merupakan Kaisar yang tidak setuju akan ekspedisi laut dan membatalkan semua ekspedisi yang ada. Dalam kurun waktu 6 tahun, Zheng He mendapatkan tugas mengawasi pemugaran dan pembangunan kuil dan pagoda.
Beruntung, pemimpin negara segera berganti. Penerus yang baru memiliki pandangan yang sama dengan Yongle untuk melancarkan ekspedisi laut besar-besaran dan mendukung ekspedisi ketujuh Zheng He, yang merupakan ekspedisi terbesar diantara ekspedisi lainnya. Ekspedisi ini adalah ekspedisi pelayaran terbesar besar yang terakhir kali didukung oleh Pemerintah Tiongkok. Setelah itu, Tiongkok menjadi negara tertutup.
Zheng He meninggal pada tahun kesepuluh masa pemerintahan Kaisar Xuande dari Dinasti Ming dan dikuburkan di sebelah selatan dari Bukit Kepala Lembu di Nanjing.
Pada tahun 1985, dalam rangka memperingati 580 tahun pelayaran Zheng He, makamnya direnovasi. Makam yang baru berada tepat di sebelah makam lama dan dibuat seperti asalnya yang bercorak Muslim.
Pada pintu masuk ke makam bercorak Dinasti Ming dengan rumah dan balairung peringatan. Didalamnya terdapat lukisan Zheng He dan peta perjalanannya. Untuk menuju makam, terdapat tangga dengan 28 anak tangga yang terbagi menjadi 4 bagian sehingga masing-masing bagian terdapat 7 anak tangga. Ini melambangkan 7 pelayaran yang telah berhasil ditempuhnya.
Zheng He menjadi sebuah legenda, baik pada masa hidupnya maupun setelah ia meninggal dunia. Zheng He adalah seorang Pahlawan Rakyat dan dianggap sebagai Dewa oleh sebagian pemujanya. Banyak simbol-simbol kegaiban melekat pada dirinya dan tempat-tempat pemujaannya pun dibangun di banyak tempat. Beberapa diantaranya adalah Malaka, Indonesia, Thailand, Myanmar, Kamboja, Filipina dan Tiongkok sendiri. Jejak Zheng He menancap pada sejarah.
lanjutkan membaca : Laksamana Cheng Ho (Sam Po Kong) bagian 2
Sumber :
* www.tionghoa.com/88/zheng-he/
* www.xuezhengdao.com
* foto : Supriyono