“Bok Cinta” Project merupakan sebuah proyek seni yang diadakan di Kampung Bustaman, Purwodinatan, Semarang Utara. “Bok Cinta” sendiri merupakan idiom yang diciptakan para remaja Bustaman yang tergabung dalam Ikatan Remaja Bustaman (IRB) untuk menamai sebuah tempat tongkrong mereka di salah satu sudut gang mereka yang cukup sempit. Secara fisik, “Bok Cinta” berupa bangunan terbuat dari bata dan semen di teras salah satu warga dengan lebar 60 centi meter dan panjang 3 meter. Bangunan demikian dalam istilah Jawa disebut “Bok” yang fungsinya sebagai tempat duduk-duduk atau tongkrong. Di sinilah para remaja sering berkumpul untuk sekedar menggosip, bertemu teman, atau melakukan aktivitas lain. Kebiasaan berkumpul ini menciptakan rasa saling memiliki, solidaritas, dan sesekali menghasilkan ide kreatif.
Atribut “Cinta” sesudah “Bok” lebih berdimensi psikis dan menimbulkan citra positif dari kegiatan itu. Ketiadaan ruang publik yang memadai di tempat itu membuat situs “Bok Cinta” menjadi pengganti ruang publik layak yang semestinya dimiliki warga. Dalam project ini, “Bok Cinta” dimaknai lebih jauh sebagai kehausan masyarakat dalam mengakses ruang publik. Proyek ini menantang para seniman untuk memaknai ulang ruang publik sebagai tempat berkumpul, membangun solidaritas, dan menyatakan gagasan. “Bok Cinta” dipilih sebagai ide dasar bagi keseluruhan program yang dijalankan di sepanjang gang di Kampung Bustaman.
“Bok Cinta” Project menjadi bagian dari program “RUN & LEARN: New Curatorial Constellations” yang digagas oleh Japan Foundation, sebuah proyek seni rupa yang melibatkan para kurator muda dari Filipina, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Program ini menawarkan kesempatan bagi para kurator muda terpilih untuk mengikuti pelatihan di Jepang bulan Agustus-September 2014. Para kurator yang lolos seleksi mendapat kesempatan mengembangkan programnya di negara masing-masing. Di Indonesia program ini melibatkan 3 kota, Jakarta, Semarang, dan Yogyakarta.
Di Semarang, terpilih sebagai kurator yakni Ahmad Khairudin (Adin), yang menyertakan 10 seniman sebagai bagian dari projectnya. Program yang dikembangkan di Kampung Bustaman ini pada akhirnya melibatkan warga pada prosesnya. Bersama warga Kampung Bustaman dan disokong pemerintah Kota Semarang, program ini diwujudkan.
RUNDOWN “BOK CINTA” PROJECT – (TENGOK BUSTAMAN 2) 2015
PEMBUKAAN (Sabtu 31 Januari pukul 19.00- 22.30)
Opera Kampung, Shopping List, Semarang Blues Community, Frau
Deskripsi : Pentas teater wong Bustaman dengan kisah kebersahajaan sehari-hari. Dimainkan oleh warga di sepanjang lorong. Dilanjutkan pentas music band Semarang dan Yogyakarta. Pameran ini melibatkan seniman antara lain Annisa Rizkiana, Arief Hadinata, Bowo Kajangan, Bayu Tambeng, Hysteria, Imam Bucah, Karamba Art, PApillon, Serrum, dan Tri Aryanto. Pameran di Bustaman berlangsung sejak 31 Januari – 15 Februari.
KARNIVAL KOPLO DAN SINEMA CARAVAN ( 1 Februari mulai pukul 18.00 )
Deskripsi : Menyambut pengunjung tilik kampung, seluruh warga mengungkapkan ekspressi dengan penampilan unik. Diadakan pula pemutaran film oleh Japan Foundation di salah satu ruang milik warga.
LOMBA FOTO SUDUT BUSTAMAN (31 Jan – 10 Feb )
Deskripsi : Info lengkap lihat disini : Lomba Foto Bustaman
KULINER PETENGAN MENYAMBUT HUJAN ( 6-8 Februari mulai pukul 18.00 )
Deskripsi : Sensasi makan malam di lorong gang. Bersuasana klasik masa lalu, seluruh kampung tidak menggunakan penerangan listrik. Kerlip-kerlip lampu ‘sentir’ mewarnai kegelapan malam, pengunjung bebas memilih aneka menu tradisional yang tersebar di sepanjang lorong. Masuk area dilarang menggunakan lampu (blitz) kamera dalam pengambilan foto. Lebih romantis kalau hujan pas turun. Pengunjung diharap membawa jas hujan/payung. Konsep menyambut hujan sudah dipersiapkan menyambut tamu.
Selama tiga hari nanti juga akan ada kegiatan membuat skesta rumah warga dan kondisi bangunan kampung oleh teman-teman arsitektur Undip (masih dalam konfirmasi)
FESTIVAL OLAHAN DAGING KAMBING ( 14-15 Februari pukul 09.00 )
Deskripsi : Secara kolektif warga Bustaman akan menyajikan segala jenis olahan dari bahan daging kambing. Kesempatan masyarakat menikmati menu asli dari Bustaman dengan penyajian khas. Dengan membeli nasi Rp 2000,- pengunjung dapat memilih menu sesuai selera. Bagi yang tidak makan daging kambing disediakan menu pengganti yang tidak kalah lezatnya.
PENTAS TEATER LINGKAR ( Sabtu, 14 Februari pukul 20.00 )
Deskripsi : Menyemarakkan Tengok Bustaman-2, Teater Lingkar mementaskan naskah “ Sekolah Unggulan “. Digelar di tengah pengunjung berbaur dengan masyarakat kampung.
PENYERAHAN HADIAH & PAGELARAN (Minggu, 15 Februari pukul 09.00/19.00 )
Deskripsi : Diskusi “Seni di Ruang Publik’” dan “Temu Kampung” dihelat pagi hari sebelum pagelaran oleh warga berkolaborasi dengan pendukung festival sebagai ungkapan terima kasih dan rasa gembira bersama. Bersamaan dengan penyerahan hadiah lomba foto dan hadiah pemenang “nampang terunik Karnival Koplo”.
Seluruh kegiatan dari tanggal 31 Januari- 15 Februari dipusatkan di Kampung Bustaman, Purwodinatan, Semarang. Sedangkan kegiatan dari 16 Februari – 28 Februari dilaksanakan di Grobak Art Kos, Jalan Stonen Nomor 29, Bendanngisor, Gajahmungkur, Semarang.
PEMBUKAAN PAMERAN ARSIP ‘BOK CINTA’ dan ARS SINEMA (Senin, 16 Februari pukul 19.00)
Deskripsi : Materi pameran berupa dokumentasi proses, sketsa, dan hal-hal lain terkait pameran. Pameran berlangsung dari 16 Februari- 28 Februari. Setelah pembukaan ada pemutaran film kerjasama dengan Goethe Institute selama 5 hari berturut-turut. Hari pertama dibuka dengan film ‘West Wind’ (Sutradara: Robert Thalheim, 35mm, berwarna, 89 menit, 2011).
Sinopsis : Musim panas 1988 : sebagai olahragawan dayung yang punya masa depan, Isa dan Doreen, anak kembar, di latih khusus di kamp di tepi danau Platten di Hongaria. Di sanamerekaberkenalandenganduapemudadari Hamburg, Arne dan Nico. Apa yang awalnya seperti sekedar hura-hura saja, ternyata berkembang buatDooren dan Arne menjadi cinta yang sebenarnya dan untuk itu kedua gadis Jerman Timur ini rela mengorbankan segalanya – melarikan diri ke Barat. Satu cerita cinta remaja, yang muncul dengan mudah dan bergelora walaupun dibayangi latar belakang politik yang tak bersahabat: setahun setelah peristiwa itu, tembok Berlin runtuh dan sejak itu tak ada lagi hukuman bagi pelarian republik
ARS SINEMA 2; Goethe (Selasa, 17 Februari), Sinopsis : Goethe (Sutradara: Philip Stölzl, berwarna, 104 menit, 2010) bercerita mengenai Mahasiswa ilmu hukum berusia 23 tahun Johann Wolfgang Goethe gagal melewati ujian lisan. Ayahnya yang gusar mengirimnya ke pengadilan tertinggi Jerman di Wetzlar. Goethe, yang berangan-angan menjadi penyair dan baru saja terpaksa menerima kenyataan bahwa dramanya “Götz von Berlichingen” ditolak, jatuh hati kepada Charlotte Buff. Tetapi ayah Charlotte telah menjanjikannya kepada laki-laki lain. Goethe menanggapi nasib buruknya dengan menulis “Die Leiden des jungen Werther”/Penderitaan Pemuda Werther; dalam semalam novel itu mengorbitkannya sebagai bintang baru kesusastraan Jerman
ARS SINEMA 3; Himmel über Berlin, Der (Rabu, 18 Februari), Sinopsis : Damiel dan Cassiel termasuk kelompok malaikat, yang mengamati nasib manusia di Berlin dari ketinggian. Damiel jatuh cinta pada Marion dan semakin hari semakin merindukan untuk selalu berada dekatnya, tapi hal itu hanya bisa terjadi bila dia berubah menjadi manusia. (Sutradara Wim Wenders, berwarna dan hitam/putih, 122 menit, 1987)
ARS SINEMA 4; Yella (Kamis, 19 Februari), Sinopsis : Sutradara : Christian Petzold, 88 menit, berwarna. Tentang Yella pergi. Ia merindukan masa depan. Kehidupannya sampai sekarang harus ia tinggalkan, semuanya hanya masa lalu. Dalam perjalanan ia bertemu dengan seorang pria yang bekerja di bidang investasi berisiko. Yella menjadi asistennya. Namun momen-momen dari kehidupan masa lalunya terus memasuki hidup barunya.
ARS SINEMA 5; Kirschblüten – Hanami (Jumat, 20 Februari), Sinopsis : Sutradara: Doris Dörrie, berwarna, 127 menit, 2007/08, tentang Rudi (Elmar Wepper) yang menderita kanker, tidak tahu, bahwa umurnya tinggal beberapa minggu lagi. Trudi, istrinya yang penuh semangat hidup dan eksotis tahu diagnosa dokter mengenai penyakit suaminya, oleh sebab itu dia memutuskan, mengajak suaminya jalan-jalan untuk terakhir kalinya. Ketika keduanya tiba di daerah Ostsee di Jerman Utara, tanpa diduga Trudi meninggal – dan Rudi.
PELUNCURAN KATALOG POST EVENT, (Sabtu, 28 Februari pukul 19.00 selesai)
Tempat di Gedung Pusat Informasi Publik, Jalan Pemuda, halaman Balaikota Semarang
Deskripsi : Penutupan pameran secara keseluruhan sekaligus peluncuran katalog post event.
SYUKURAN WONG KAMPUNG ( 1 Maret pukul 10.00 di ruang terbuka di Bustaman )
Deskripsi : Sebagai rasa syukur telah berlangsungnya gawe besar, panitia menyediakan makan gratis untuk seluruh warga Bustaman.
CP +68 5727 088235 || @grobakhysteria || www.bokcintaproject.tumblr.com
Sumber : https://www.facebook.com/kolektif.hysteria/posts/908111735889612:0